Thursday, July 14, 2011

PEMIKIRAN DAN AQIDAH FIRQOH AL-AHBASY

[1]. Mereka mengaku berada di atas madzhab Imam Syafie, baik dalam masalah aqidah ataupun fiqh. Tetapi pada kenyataannya, mereka sangat jauh dengan pengakuan yang mereka katakan. Bahkan mereka berani mentakwilkan sifat-sifat Allah dengan tanpa kaidah yang benar menurut syar’i. Mereka menatkwilkan istiwa Allah dengan istiilaa sebagaimana takwil yang telah dilakukan oleh orang-orang Mu’tazilah dan Jahmiyah.

[2]. Mereka mengatakan, bahwa lafazh Al-Qur’an adalah dari Jibril, bukan dari Allah. Anggapan yang sembrono ini tercantum dalam kitab mereka yang berjudul ‘Izharul Aqidah As-Suniyah, halaman 591.

[3]. Dalam masalah iman, mereka mengatakan bahwa iman seseorang selamanya akan sempurna dan tidak akan pernah rosak, walaupun orang tersebut tidak pernah menegakkan rukun-rukun Islam yang ada. Pendapat seperti ini termasuk dari aqidah Murji’ah Jahmiyah.

[4]. Dalam bab Tauhid, mereka seperti Jabriyah yang meyakini bahwa Allah lah yang telah mendorong orang kafir melaksanakan kekafirannya. Seorang hamba tidak mempunyai kuasa atau kemampuan untuk menolaknya. Pendapat seperti ini, jelas sangat keliru, karena menurut pandangan Ahlus sunnah wal Jama’ah, setiap manusia mempunyai kehendak untuk memilih jalan kebenaran dan kesesatan, sebagaimana manusia juga bisa memilih yang baik untuk kehidupan dunia mereka

.[5]. Mereka menganjurkan kepada manusia untuk beribadah ke kuburan, meminta pertolongan dan hajatnya kepada orang-orang yang telah meninggal. Bahkan firqah Al-Ahbasy ini berkeyakinan, bahwa orang yang telah meninggal akan keluar dari kuburan untuk menolong manusia, kemudian akan kembali lagi setelahnya. Disamping itu, firqah sesat ini juga membolehkan manusia untuk meminta perlindungan kepada selain Allah dan meminta barakah kepada batu.

[6]. Kelompok ini banyak merajihkan hadits palsu untuk menguatkan madzhab mereka dan sebaliknya, mereka melemahkan hadis shahih yang bertentangan dengan ajaran mereka.

[7]. Mereka banyak mencela para sahabat Nabi S.a.w, seperti Muawiyah, Aisyah, Khalid bin Walid. Menurut anggapan kelompok ini, orang-orang yang ikut bersama Mu’awiyah untuk melawan Ali, maka mereka meninggal dalam keadaan Jahiliyyah.

[8]. Mereka juga mengkafirkan banyak para ulama. Misalnya : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim. Ibnu Kathir, Imam Adz-Dzahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab, Syaikh Nashiruddin Al-Albani, dan sebagainya.

[9]. Mereka juga banyak mengeluarkan fatwa-fatwa yang menyempang. Sebagai contoh : melihat, berikhtilat, dan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram adalah halal, wanita yang berhias dan tabarruj boleh keluar rumah walaupun tidak dizinkan oleh suaminya.Dan masih banyak lagi kesesatan dan penyimpangan mereka yang harus diwaspadai

No comments:

Post a Comment